Rabu, 06 Oktober 2010

TELUR ASIN RASA

BAB I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Telur merupakan bahan makanan bergizi tinggi karena kandungan proteinnya yang sempurna, vitamin A, thiamin, riboflavin, dan juga mengandung vitamin D. Vitamin D dari telur merupakan penyumbang terpenting bagi tubuh, karena bahan makanan lainnya umumnya mempunyai kandungan vitamin D yang rendah. Jika dibandingkan dengan daging, pemakaian telur dalam menu Indonesia jauh lebih luas. Telur yang dikonsumsi oleh masyarakat Indonesia umumnya berasal dari unggas yang diternakkan. Jenis yang paling banyak dikonsumsi adalah telur ayam, itik (bebek), dan puyuh. Telur penyu, kalkun, angsa, merpati, dan telur unggas
peliharaan lainnya belum maksimal dimanfaatkan karena produksinya sedikit. Telur-telur yang lebih kecil seperti telur ikan kadang juga digunakan sebagai campuran dalam hidangan (kaviar). Selain itu dikonsumsi pula telur yang berukuran besar seperti telur burung unta (Kasuari) ataupun ukuran sedang, misalnya telur penyu.
Telur dapat dibuat berbagai jenis makanan, selain disajikan dalam bentuk telur rebus dan telur goreng. Juga telur asin.
Telur asin yang sering dijumpai di pasar tradisional atau supermarket merupakan produk asli masyarakat Indonesia yang dikerjakan secara Home Industry (Industri Rumahan). Rasanya yang khas dan gurih sangat disukai masyarakat Indonesia. Selain rasanya yang enak dan gurih, telur asin sering digunakan sebagai obat diare atau sakit perut.
Inovasi baru pengolahan telur asin aneka rasa akan menjadi sebuah peluang usaha baru. Usaha telur asin aneka rasa ini perlu dibuat, selain untuk menambah variasi baru, telur asin yang beraneka ragam ini juga untuk memenuhi asupan gizi, terutama bagi orang yang tidak menyukai telur dengan rasa asin. Telur asin yang ada di pasaran saat ini terkadang kadar keasinannya tidak tentu, sehingga kadang konsumen merasa enggan untuk membeli telur asin.
Usaha pembuatan telur asin sangat menjanjikan karena peminatnya cukup besar. Produk telur asin masih bisa dikembangkan dalam berbagai rasa dan aroma, seperti rasa bawang, rasa coklat, dan rasa udang. Aneka rasa telur asin bisa menambah keanekaragaman makanan khas yang bisa diproduksi sesuai permintaan pasar.
Warisno (2005:3) menyatakan bahwa telur bebek juga mengandung mineral kalsium dan magnesium. Telur memenuhi kriteria sebagai bahan makanan yang bernilai biologi tinggi karena proteinnya mudah dicerna dengan koefisien cerna 96%. Dibandingkan dengan daging sapi, beras, dan jagung, nilai biologi protein telur bebek paling tinggi karena mudah dicerna oleh tubuh, telur sangat cocok dikonsumsi terutama oleh anak balita (membutuhkan protein 15 gram per hari).
1.2 Tujuan Usaha
1. Mengembangkan Program Bali Ndeso Mbangun Deso Terutama Bidang Pertanian.
2. Inovasi Teknologi Pengolahan Telur asin.
3. Membuka Lapangan Kerja
4. Meningkatkan pendapatan Petani.
5. Meningkatkan Ekonomi Masyarakat.
6. Mendapatkan Keuntungan.

1.3 Manfaat
1. Mendukung Program Bali Ndeso Mbangun Deso Terutama Bidang Pertanian.
2. Meningkatkan kreatifitas dalam pengolahan hasil pertanian
3. Menambah aneka telur asin
4. Menciptakan lapangan kerja baru.
5. Menambah penghasilan petani



BAB. II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian telur

Telur merupakan bahan makanan bergizi tinggi karena kandungan proteinnya yang sempurna, vitamin A, thiamin, riboflavin, dan juga mengandung vitamin D. Vitamin D dari telur merupakan penyumbang terpenting bagi tubuh, karena bahan makanan lainnya umumnya mempunyai kandungan vitamin D yang rendah. Jika dibandingkan dengan daging, pemakaian telur dalam menu Indonesia jauh lebih luas. Telur dapat dibuat berbagai jenis makanan, selain disajikan dalam bentuk telur rebus dan telur goreng. Telur yang dikonsumsi oleh masyarakat Indonesia umumnya berasal dari unggas yang diternakkan. Jenis yang paling banyak dikonsumsi adalah telur ayam, itik (bebek), dan puyuh. Telur penyu, kalkun, angsa, merpati, dan telur unggas
peliharaan lainnya belum maksimal dimanfaatkan karena produksinya sedikit. Telurtelur yang lebih kecil seperti telur ikan kadang juga digunakan sebagai campuran dalam hidangan (kaviar). Selain itu dikonsumsi pula telur yang berukuran besar seperti telur burung unta (Kasuari) ataupun ukuran sedang, misalnya telur penyu.
Komposisi telur segar dan telur asin

2.2 Struktur Fisik Telur
Telur mempunyai bentuk fisik bulat sampai lonjong dengan ukuran yang berbeda-beda, tergantung jenis hewan, umur, dan sifat genetiknya. Telur tersusun atas tiga bagian, yaitu kulit telur, putih telur, dan kuning telur.
1. Kulit telur; mempunyai kulit yang keras yang tersusun dari garam-garam organik. Pada bagian permukaan kulit terdapat pori-pori. Pada telur yang masih baru, pori-pori masih dilapisi kutikula yang terdiri dari 90% protein dan sedikit lemak yang berfungsi mengurangi penguapan air dan mencegah masuknya mikroba.
2. Putih telur; terdiri dari 40% putih telur encer dan 60% lapisan putih telur kental. Bagian putih telur tidak tercampur dengan kuningnya karena adanya kalaza yang mengikat bagian kuning telur dan membran vitelin yang elastis.
3. Kuning telur; merupakan bagian yang paling penting dari telur sebab di bagian ini terdapat embrio hewan. Pada bagian kuning telur paling banyak terdapat zat-zat gizi, yang sangat penting bagi perkembangan embrio.
Gambar 1. Struktur Telur




2.3 Nilai Gizi Telur
Sebagai bahan makanan, telur mempunyai beberapa kelebihan. Telur mengandung semua zat gizi yang diperlukan tubuh, rasanya enak, mudah dicerna, menimbulkan rasa segar dan kuat pada tubuh, serta dapat diolah menjadi berbagai macam produk makanan. Zat-zat gizi yang ada pada telur sangat mudah dicerna dan dimanfaatkan oleh tubuh.
Telur itik, protein lebih banyak terdapat pada bagian kuning telur, 17 persen,sedangkan bagian putihnya 11 persen. Protein telur terdiri dari ovalbumin (putih telur) dan ovavitelin (kuning telur). Protein telur mengandung semua asam amino esensial yang dibutuhkan tubuh untuk hidup sehat. Pada suatu penelitian dengan menggunakan tikus percobaan, diketahui
bahwa telur mempunyai nilai kegunaan protein (net protein utilization) 100 persen, bandingkan dengan daging ayam (80%) dan susu (75%). Berarti jumlah dan komposisi asam aminonya sangat lengkap dan berimbang, sehingga hamper seluruh bagiannya dapat digunakan untuk pertumbuhan maupun penggantian sel-sel yang rusak.
Hampir semua lemak dalam sebutir telur itik terdapat pada bagian kuningnya, mencapai 35 persen, sedangkan di bagian putihnya tidak ada sama sekali. Lemak pada telur terdiri dari trigliserida (lemak netral), fosfolipida (umumnya berupa lesitin), dan kolesterol.
Fungsi trigliserida dan fosfolipida bagi tubuh adalah sebagai sumber energi, satu gram lemak menghasilkan 9 kilokalori energi. Lemak dalam telur berbentuk emulsi (bergabung dengan air), sehingga menjadi lebih mudah dicerna, baik oleh bayi, anak-anak, maupun golongan lanjut usia.

Gambar13.4 Telur ayam negeri, telur bebek, dan telur ayam kampung



2.4 Cara Pembuatan Telur asin

Pengolahan telur asin rasa ini bertujuan untuk menghasilkan telur asin dengan rasa jahe, udang, dan coklat. Selera terhadap rasa biasanya berdasarkan trend dan manfaat. Dipilih rasa jahe, adalah untuk meningkatkan manfaat telur asin selain sebagai sumber gizi juga untuk menghangatkan tubuh. Seperti di maklumi bahwa minyak atsiri yang ada di dalam ekstrak jahe memberikan rasa yang hangat pada tubuh.
Langkah-langkahpembuatan telur asin meliputi langkah yang harus dipedomani untuk mendapatkan hasil olah yang baik. Proses pembuatan telur harus mengikuti cara memproduksi pangan yang baik (good manufacturing Practice) yaitu dengan memperhatikan kebersihan dari pekerja , alat, ruang atau tempat.
Pekerja yang yang memproses telur harus sehat dan bersih, sehingga tidak akan berpengaruh pada produk makanan. Alat alat yang digunakan harus bersih dan berfungsi sebagai mana mestinya, sehingga akan menjamin kebersihan bahan dan mempermudah proses.
Bahan-bahan terutama telur harus dipilih telur yang baik sesuai criteria yaitu bentuk normal, segar yang ditandai kuning telur jernih (tidak ada noda ) dan tidak retak.
Menurut Prihastuti Ekawatiningsih (2008). Ada beberapa teknik dalam memilih telur yang masih baik, yaitu:
1. Kulit telur masih baik dan tidak retak.
2. Jika dilihat/diteropong di sinar matahari, telur tampak jernih.
3. Telur akan tenggelam jika dimasukkan ke dalam air.
4. Telur tidak berbunyi jika digoyang-goyang.
5. Kuning telur masih bulat dan terletak di tengah-tengah.
6. Telur tidak mengeluarkan bau yang tidak sedap.
Sedangkan telur yang sudah tersimpan lama, ruang udaranya akan semakin besar akibat berkurangnya kadar air dalam telur. Putih telur akan berangsur-angsur mencair yang kemudian diikuti oleh bagian kuning sehingga bagian putih dan bagian merah akan menjadi satu. Selanjutnya telur akan mengeluarkan bau busuk dan ringan.


Gambar 13.5 Telur yang masih segar



Telur yang baik adalah telur yang diperoleh dari proses penanganan yang baik . Penyimpanan telur pada dasarnya dilakukan untuk mencegah terjadinya penguapan air. Misalnya penyimpanan telur dapat dilakukan dengan jalan merendam telur dalam air kapur (cairan kalsium hidroksida) dan dalam air kaca (cairan natrium silikat). Penyimpanan telur dengan cara ini pori-pori pada kulit telur akan tertutup dan pH larutan yang tinggi akan menghambat pertumbuhan mikroorganisme.
Selain itu penyimpanan telur juga dapat dilakukan melalui pembekuan atau pengeringan. Cara penyimpanan ini lebih mudah dan telur lebih tahan lama asalkan disimpan di tempat penyimpanan yang suhunya selalu di bawah 20 derajat celsius. Selama proses penyimpanan, telur dapat mengalami beberapa perubahan yang dapat menurunkan mutu dan kesegarannya. Perubahan yang dapat terjadi antara lain:

1) Penurunan berat telur, yang disebabkan oleh penguapan air dan sebagian kecil oleh keluarnya CO2, NH3, N2, dan kadang-kadang H2S.
2) Bertambahnya diameter kantung udara. Kantung udara terbentuk di antara membran kulit luar dan membran kulit dalam. Dengan demikian selama proses penyimpanan volume ruang udara akan meningkat.
3) Pergeseran; Pada telur segar posisi kuning telur di tengah, makin lama penyimpanan posisi kuning telur akan bergeser ke pinggir, bahkan semakin lama telur disimpan kuning telur akan pecah yang disebabkan pecahnya membran vitelin karena penurunan elastisitasnya dan penurunan kekentalan putih telur.
4) Penurunan grafik telur; Telur apabila disimpan terlalu lama akan melayang dalam air, hal ini disebabkan karena meningkatnya ukuran kantung udara.
5) Perubahan bau, aroma, dan rasa.
6) Peningkatan jumlah putih telur, karena pergeseran air dari albumin ke kuning telur.

Adanya beberapa perubahan yang dapat terjadi selama penyimpanan, maka beberapa hal yang dianjurkan antara lain:
1) Menyimpan telur sebaiknya di dalam almari pendingin.
Daya simpan telur di suhu ruang adalah 8 hari sedangkan di dalam kulkas bisa bertahan hingga 3 minggu. Setelah ini, kualitas telur akan menurun.
2) Walaupun isi telur tersimpan di dalam cangkang, pori-pori kulit telur tetap bisa menyerap aroma dari luar.
Karenanya, simpan telur tidak berdekatan dengan bahan pangan berbau tajam, seperti ikan, durian dan terasi.
3) Simpan telur di dalam rak dan balik setiap 2 hari sekali. Ini untuk menjaga kualitas telur tetap baik dan kuning telur tetap di tengah.

Gambar 13.6 Olahan telur pada hidangan Indonesia



2.5 Penentuan Kualitas Telur
Kualitas adalah gabungan sifat khas yang terdapat dalam bahan, yang dapat membedakan setiap satuan bahan dan mempunyai pengaruh nyata terhadap penerimaan konsumen.
1. Penentuan berdasarkan berat dan ukurannya
a. Golongan telur besar sekali, berat telur di atas 60 gram (ekstra large).
b. Golongan telur besar, apabila berat telur rata-rata 54 gram atau 50–60 gram.
c. Golongan telur medium, berat rata-rata telur 47 gram atau 40–50 gram.
d. Golongan telur kecil, berat telur kurang dari 40 gram.
2. Penentuan berdasarkan kebersihannya
a. Kelas mutu 1, kulit telur tidak retak atau pecah, penampakannya bersih dan tidak ada kotoran atau noda.
b. Kelas mutu 2, yaitu telur yang kulitnya retak dan kenampakannya kotor.
c. Kelas mutu 3, yaitu telur yang kulitnya retak, tetapi isinya belum keluar.
d. Kelas mutu 4, yaitu telur yang kulitnya sudah pecah dan sebagian isinya keluar.


Garam berfungsi sebagai bahan pengawet yang diperlukan. menurut Sri Rini Dwi Ari (2008) Garam memberi sejumlah pengaruh bila ditambahkan pada jaringan tumbuh-tumbuhan yang segar. Garam akan berperan sebagai penghambat selektif pada mikroorganisme pencemar tertentu. Mikroorganisme pembusuk atau proteolitik dan pembentuk spora adalah yang paling mudah terpengaruh walau dengan kadar garam yang rendah sekalipun (yaitu sampai 6%). Mikroorganisme patogen termasuk Clostridium botulinum kecuali Streptococcus aureus dapat dihambat oleh konsentrasi garam sampai 10-12%. Beberapa mikroorganisme terutama jenis Leuconostoc dan Lactobacillus dapat tumbuh dengan cepat dengan adanya garam.Garam juga mempengaruhi aktivitas air (aw) dari bahan sehingga dapat mengendalikan pertumbuhan mikroorganisme.
Memeriksa telur yang akan diasinkan (retak/tidak), ini untuk menjaga agar bakteri tidak menyerang lebih dulu, sehingga menimbulkan kebusukan pada telur.
Membersihkan telur yang akan diasinkan, dengan cara dicuci dengan air bersih. Setelah dicuci, pembersihan dilanjutkan dengan pengelapan sampai kering, kemudian dilakukan pengamplasan agar pori pori kulit telur terbuka yang akan memudahkan larutan garan masuk.
Membuat adonan/medium pengasinan adonan pengasin yang terdiri dari campuran abu gosok dan garam, dengan perbandingan sama (1:1). Dapat pula digunakan adonan yang terdiri dari campuran bubuk bata merah dengan garam
Pemeraman telur dengan batu bata halus dan larutan garam 7-15 hari, untuk memberikan kesempatan larutan garam masuk menembus pori pori telur
Pembongkaran telur yang telah diasinkan dan dibersihkan, dilakukan dengan hati hati kemudian dcuci dan diseleksi. Telur yang utuh dan baik, kemudian dilakukan penyuntikan ekstrak rasa ke dalam telur, ekstrak rasa dapat berupa ekstrak jahe, ekstrak udang dll. Penyuntikan dilakukan dengan sangat hati hati, jangan sampai pecah. Lubangi pada bagian ujungnya selebar jarum suntik. Bahan ekstrak disuntikkan harus setiril. Setelah disunik dengan ekstrak rasa lakukan penutupan bekas lubang suntik sehingga betul betul rapat dan tidak lepas saat di godog.
Pematangan telur dilakukan dengan dikukus selama 60 menit, kemudian didinginka.
Agar tidak keliru segera setelah didinginkan dilakukan penyetempelan telur asin sesuai dengan rasa.
Pengemasan dengan menggunakan ketentuan AIDAS (attentions, interest, desire to buy, action to buy, satisfay)
Pemasaran telur asin,dapat dilakukan dor to dor, pesanan atau melalui pasar swa layan, jug adapt dilakukan system bonus untuk merangsang pembeli.



BAB III. PELAKSANAAN PENELITIAN

3.1 Waktu Dan Tempat Penelitian
Waktu penelitian dilaksanakan di disaat sore atau sela-sela belajar. Waktu penelitian dapat dilihat dalam table berikut;
No Kegiatan Bulan Minggu Keterangan
1 2 3 4 5
1 Persiapan Juli X Sekolah
2 Studi pustaka X X Sekolah
3 Pemilihan telur X Sekolah
4 Pembuatan adonan X Sekolah
5 Penyimpanan telur X X Sekolah
6 Pencucian& penyuntikan X Sekolah
7 Pemasakan/& stempel X Sekolah
Pepengemasan & pemasaran X X pasar
8 Pelaporan X Sekolah

Tempat penelitian dilaksanakan di kampus SMK Negeri 2 Slawi.
3.2 Alat Alat Yang Digunakan :

a. Ember plastik
b. Kuali tanah atau panci
c. Kompor atau alat pemanas
d. Alat pengaduk
e. Stoples atau alat penyimpan telur

3.3 BAHAN BAHAN YANG DUGUNAKAN

a. Telur bebek yang bermutu baik 30 butir
b. Abu gosok atau bubuk batu bata merah 1 ½ liter
c. Garam dapur ½ kg
d. Larutan daun teh (bila perlu) 50 gram teh / 3 liter air
e. Air bersih secukupnya
f. Ekstrak jahe
g. Essence.
h. Label,
i. Plastic kemas

3.4 Cara pembuatan telus asin rasa
Langkah-langkahpembuatan telur asin meliputi:
1. Penyiapan alat dan bahan yang diperlukan,
2. Memeriksa telur yang akan diasinkan (retak/tidak),
3. Membersihkan telur yang akan diasinkan,
4. Membuat adonan/medium pengasinan (batu bata halus dan larutan garam),
5. Pemeraman telur dengan batu bata halus dan larutan garam 7-15 hari,
6. Pembongkaran telur yang telah diasinkan dan dibersihkan,
7. Penyuntikan ekstrak rasa ke dalam telur,
8. Penutupan bekas lubang jarum suntik,
9. Pematangan telur dengan dikukus 60 menit,
10. Pendinginan dan
11. Penyetempelan telur asin sesuai dengan rasa.
12. Pengemasan dengan menggunakan ketentuan aidas.
13. Pemasaran telur asin


BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1. Hasil penelitian;
Proses penelitian diamati dengan cermat, data hasil pembuatan telur asin adalah sebagai berikut:
Biaya Poduksi 100 butir telur:
NO JENIS BAHAN JUMLAH HRGA SATUAN JUMLAH
A PENGELUARAN
Telur bebek 100 Rp 1.100,00 Rp110.000,00
Bahan bakar 1 Rp 5.000,00 Rp 5.000,00
Abu dapur 3 Rp 3.000,00 Rp 9.000,00
Garam dapur 2 Rp 2.000,00 Rp 4.000,00
Ekstrak jahe 1 Rp 5.000,00 Rp 5.000,00
Ongkos 1 Rp 10.000,00 Rp 10.000,00
jumlah Rp143.000,00
B PENERIMAAN
hasil penjualan 100 Rp 1.750,00 Rp175.000,00

C KEUNTUNGAN Rp175.000,00 Rp 138.000,00 Rp 32.000,00
22,38%


4.2. Pembahasan
Program ini bertujuan untuk mengetahui pengolahan telur asin aneka rasa agar memiliki nilai jual yang lebih tinggi di masyarakat. Di samping itu, program ini juga bertujuan untuk mengetahui strategi pemasaran yang harus diterapkan pada usaha pengolahan telur asin aneka rasa, dan mengetahui dampak ekonomis yang timbul dengan adanya pengolahan telur asin aneka rasa.
Hasilnya adalah produk telur asin aneka rasa yang bermutu tinggi, dan tahan lama yang mempuyai cita rasa yang khas dan enak, serta memiliki nilai jual lebih tinggi di masyarakat yang nantinya akan berdampak pada terciptanya hubungan kemitraan dengan para peternak bebek dengan perusahaan pengolahan telur asin aneka rasa, dengan demikian telur bebek dari peternak bisa langsung terjual tanpa harus di bawa ke pasar dan sebagainya. Telur asin aneka rasa bisa diekspor ke luar negeri, sehingga memunculkan peluang wirausaha baru yang bisa dikembangkan oleh masyarakat.
Kesulitan yang dihadapi dalam pembuatan telur asin aneka rasa ini terletak pada metode penyuntikan ekstrak rasa dan pengeraman. Pemeraman telur dengan abu halus dan larutan garam dilakukan selama 7-15 hari setelah itu dilakukan pembongkaran kemudian telur dibersihkan, kemudian penyuntikan ekstrak rasa (jahe) dilakukan, agar ekstrak rasa menyeluruh ke dalam telur, dilakukan pengocokan sebelum bekas lubang suntikan ditutup dengan tusuk gigi. Pematangan telur dilakukan dengan direbus selama 60 menit, selanjutnya telur diperiksa dan distempel sesuai dengan rasa. Telur asin aneka rasa siap untuk dijual.
Pemasaran merupakan kunci sukses sebuah wirausaha, untuk keperluan promosi dapat dilakukan dengan pamflet yang dipasang di tempat-tempat umum dan strategis lainnya. Selain itu, promosi dapat dilakukan secara langsung dari orang ke orang, dengan cara pemberian gratis telur asin kepada konsumen untuk mencoba, serta menitipkan di warung-warung makan. Pangsa pasar dari produk telur asin aneka rasa ini sangat luas hanya diperlukan inovasi dan pengelolaan yang lebih profesional untuk meningkatkan jumlah penjualan produk telur asin aneka rasa.
Solusi yang paling tepat untuk mengatasi resiko pecah telur ketika penyuntikan ekstrak rasa di atas adalah dengan cara lebih berhati-hati dan memilih telur yang kualitas baik untuk dijadikan produk telur asin aneka rasa.
Usaha pengembangan produk telur asin aneka rasa akan bisa berkembang dengan lebih baik, jika kita melakukan kerjasama kemitraan antara peternak telur bebek, pengusaha telur asin, dan pemerintah, sehingga pengembangan produk bisa lebih cepat maju hal ini karena pasokan bahan baku telur yang lancar serta jaringan pemasaran yang telah di miliki pengusaha telur asin dan dukungan pemerintah.
Hal terpenting dalam kegiatan produksi telur asin aneka rasa ini adalah pemilihan telur, kemudian lama pemeraman telur karena akan mempengaruhi keasinan telur itu sendiri, dan juga proses penyuntikan ekstrak rasa ke dalam telur yang telah di peramkan, jika tidak berhati-hati dalam penyuntikan telur maka telur akan pecah, volume rasa yang disuntikkan ke telur ±5 ml sehingga cairan putih telur yang dikeluarkan juga sebanyak itu, kegiatan lain yang tidak kalah penting adalah proses pengocokan telur sehingga rasa bisa menyeluruh ke dalam bagian telur itu sendiri.
Daya tahan telur asin aneka rasa ini bervariasi antara 4-7 hari sesuai dengan lamanya pemeraman dan kualitas dari telur itu sendiri.
Kegiatan industri telur asin aneka rasa ini telah terbukti dapat meningkatkan nilai tambah dari telur asin itu sendiri jika di buat menjadi aneka rasa, setiap memproduksi 100 butir telur asin rasa akan dieroleh keuntungan sebesar Rp 32.000,- (tiga puluh dua ribu rupiah)

BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan
Dari hasil pelaksanaan dapat diambil kesimpulan bahwa usaha telur asin rasa sangat potensial untuk dikembangkan karena adanya sebuah inovasi baru berupa telur asin rasa jahe. Inovasi telur asin rasa merupakan peluang usaha baru yang dapat dikembangkan masyarakat sebagai mata pencaharian usaha yang mempunyai prospek cukup menjanjikan karena belum ada di pasaran. Untuk pengembangan usaha dibutuhkan pengelolaan yang profesional dan strategi pemasaran yang tepat. Proses dan biaya produksi yang tidak mahal menjadikan nilai tambah tersendiri. Direkomendasikan kepada masyarakat untuk mencoba membuat telur asin dengan aneka rasa yang lain.

5.2. Saran
Dari hasil penelitian ini kami menyarankan kepada Pemerintah Kabupaten Tegal, untuk:
1. Memberikan penyuluhan kepada masyarakat untuk membuat telur asin,
2. Perlu diadakan penelitian lanjutan agar telur asin mmuncul dengan berbagai rasa.
3. Penelitian lanjutan dan produksi telur asin rasa dapat dilakukan di kampus SMK Negeri 2 Slawi.



DAFTAR PUSTAKA
Yang digunakan:
1. Dr. H. Saparudin, M.Sc. dan Dr. Haris Iskandar, M.Sc. (2003) . PETUJUK CARA MEMULAI USAHA SENDIRI, alih bahasa dari Buku Star Your Business Handbook. Penerbit International Labour Office.
2. Baedhowi, M dan Sri Pranggono Wati BSc. (1983) PETUNJUK PRAKTEK PENGAWASAN MUTU HASIL PERTANIAN, Departemen Pendidikan Dan Kebudayaan, Direktorat Pendidikan Menengah Kejuruan.
3. D. Suharyanto B,Sc dan Wartomo RD,B.Sc (1983) Sanitasi Industri. Departemen Pendidikan Dan Kebudayaan, Direktorat Pendidikan Menengah Kejuruan.
4. M. ANWAR NUR dkk. (1981) KIMIA DASAR II. Bagian Kimia Institut Pertanian Bogor.
5. Prihastuti Ekawatiningsih dkk (2008) RESTORAN Jilid 2bse, Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan, Direktorat Jendral Menejemen Pendidikan Dasar Dan Menengah, Departemen Pendidikan Nasional. Jakarta.
6. Sri Rini Dwiari (2008), TEKNOLOGI PANGAN JILID 2 bse. Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan, Direktorat Jendral Menejemen Pendidikan Dasar Dan Menengah, Departemen Pendidikan Nasional. Jakarta.
7. Warisno.2005. Membuat Telur Asin Aneka Rasa. Jakarta : PT Agromedia Pustaka





LAMPIRAN LAMPIRAN.
LAMPIRAN 1. : Daftar Pembimbing
Nama Lengkap : FACHRUDDIEN ABDUL SYUKUR
N I P : 19581210 198303 1 013
Nama Panggilan : FAS
Tempat lahir : MAGELANG
Tanggal Lahir : 10 Desember 1958
Alamat : Jl Rambutan 42 Slawi
Kecamatan Slawi, Kab. Tegal
Nomor Telpon : (rumah) 0283 3320 921. HP: 081578858084
Pekerjaan : Guru SMK Negeri2 Slawi
Alamat : Jalan A Yani Slawi Kab. Tegal
Nomor Telpon sekolah : 0283 491 284

Riwayat Pendidikan
No Nama Sekolah Negeri/ swasta Lulus Tahun Keterangan
1 Sekolah Dasar SD Negeri 1972 Tamat
2 SLTP SMP Negeri 1975 Tamat
3 SMK STM Pembangunan 1979 Tamat
4 D.III/ AIII IPB Bogor 1982 Tamat

Riwayat hidup ini saya buat dengan sesungguhnya, dan kepada yang berkepentingan harap maklum.
Pembimbing


FACHRUDDIEN ABDUL SYUKUR.
NIP: 19581210 198303 1013


LAMPIRAN 2. : Daftar Riwayat Hidup
Peserta 1
Nama Lengkap : SITI NURKHOLIPAH
N I S : 6396
Nama Panggilan : L I L I
Tempat lahir : TEGAL
Tanggal Lahir : 30 jANUARI 1993
Alamat : Jl. Gerbang Timur Rt 14/Rw 03 No. 34
Dk.Krajan, Desa Pener Kec. Pangkah Kab Tegal.
Nomor Telpon : 0283 462806
Nama Orang Tua : MOH DRAJAT
Alamat : Jl.Kyai Haji Agus Salim Rt 5/Rw 1 Desa Balapulang, Kec. Balapulang, Kab.Tegal
Nomor Telpon : 0283 462806
Riwayat Pendidikan
No Nama Sekolah Negeri/ swasta Lulus Tahun Keterangan
1 Sekolah Dasar MI. Taswiriyah 2003 Tamat
2 SLTP MTs Taswiriyah 2006 Tamat
3 SMK SMK N 2 SLAWI 2010/2011 Kelas 3

Riwayat hidup ini saya buat dengan sesungguhnya, dan kepada yang berkepentingan harap maklum.

Pembimbing Peneliti 1.



FACHRUDDIEN ABDUL SYUKUR. SITI NURKHOLIPAH
NIP: 19581210 198303 1013 NIS: 6396



LAMPIRAN 3. : Daftar Riwayat Hidup
Peserta 2
Nama Lengkap : YULIANTI TRI WAHYUNI
N I S : 6413
Nama Panggilan : Y U L I
Tempat lahir : TEGAL
Tanggal Lahir : 10 Juli 1993
Alamat : Jl.Kendal Serut Rt 05/02
Ds.Kendal Serut, Kec.Pangkah Tegal
Nomor Telpon : 081902015431
Nama Orang Tua : SLAMET WALUYO
Alamat : Jl.Kendal Serut Rt 05/02
Ds.Kendal Serut, Kec.Pangkah, Kab.Tegal
Nomor Telpon : 081902015431
Riwayat Pendidikan
No Nama Sekolah Negeri/ swasta Lulus Tahun Keterangan
1 Sekolah Dasar MI NURUL IMAN 2004 Tamat
2 SLTP SMP N 3 PANGKAH 2007 Tamat
3 SMK SMK N 2 SLAWI 2010/2011 Kelas 3

Riwayat hidup ini saya buat dengan sesungguhnya, dan kepada yang berkepentingan harap maklum.

Pembimbing Peneliti 2.



FACHRUDDIEN ABDUL SYUKUR. YULIANTI TRI WAHYUNI
NIP: 131288117/ 19581210 198303 1013 NIS: 6413

Tidak ada komentar:

Posting Komentar